Pesan Sidang MPL PGI Tahun 2024: Membangun Kehidupan yang Bermoral dan Etis

Suasana Sidang MPL PGI Tahun 2024 (foto: pgi.or.id)

Awal tahun ini, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) telah melaksanakan pertemuan tahunannya secara nasional. Melalui Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL), kegiatan ini dilaksanakan pada 26 – 29 Januari 2024 di Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat. 

Pada penyelenggaraan kali ini, bertindak sebagai tuan dan puan pertemuan adalah Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM). Setidaknya ada 343 peserta mengikuti kegiatan dengan pikiran pokok sidang yaitu: “Spiritualitas Keugaharian: Membangun Kehidupan yang Demokratis dan Berkeadilan Serta Politik yang Bermoral dan Beretika”.

Berikut adalah pernyataan lengkap dari Pesan Sidang yag dimaksud

 

PESAN SIDANG MPL PGI

(Mentawai, 26-29 Januari 2024)

 

 

 

Dalam rahmat Allah Tritunggal Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyelenggarakan pertemuan tahunan Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) pada 26–29 Januari 2024 di Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat. 343 peserta mengalami keramahtamahan Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM) dan PGI Wilayah Sumatera Barat yang menjadi tuan dan puan pertemuan. Kami juga mensyukuri topangan dan kehadiran pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, pemerintah Prov. Sumatera Barat, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama Republik Indonesia, serta Sekretaris Umum Dewan Gereja Sedunia.

 

Kita bersyukur atas perkembangan positif dalam kehidupan ekumenis kita khususnya partisipasi penuh gereja anggota sebagai tuan dan nyonya rumah dalam mendukung program kerja PGI yang dilaksanakan di beberapa wilayah. Laporan MPH juga menunjukkan keadaan keuangan yang lebih baik dalam rumah bersama kita. Hal ini memberikan harapan bagi ziarah gereja-gereja di Indonesia sebagai sesama murid Kristus yang bersaksi tentang iman, harapan, dan cinta kasih dalam dunia milik Allah. Gereja-gereja di Indonesia berkomitmen untuk terus berziarah bersama komunitas ekumenis global untuk keadilan, rekonsiliasi, dan kesatuan berhadapan dengan krisis multidimensional (poly-crisis) dalam dunia hari ini.

 

Peserta sidang menikmati alam Mentawai yang indah sekaligus prihatin terhadap pembangunan   infrastruktur   yang   sangat   terbatas   di   pulau   ini.   Di   gegap   gempita pembangunan infrastruktur bangsa, Mentawai seperti terlupakan. Pengabaian pembangunan Mentawai   merupakan   bentuk   kekerasan   struktural   yang   dapat   melumpuhkan   daya masyarakat membangun hidup dan alamnya. Persidangan meminta kepada pemerintah nasional maupun daerah untuk memperhatikan dan mendukung pembangunan daerah ini dengan cara memberdayakan masyarakatnya.

Pembangunan ekonomi, termasuk melalui pariwisata,   di  daerah   yang  kaya  sumber  daya   alam   ini  tidak  boleh  dengan  cara mengeksploitasi alam dan membiarkan masyarakat sekedar sebagai penonton. Bangsa kita perlu menghargai dan belajar secara kritis dari kearifan lokal masyarakat adat sebagai salah satu sumber hikmat membangun peradaban bangsa.

Persidangan juga mengucapkan terima kasih kepada gereja-gereja anggota PGI dan berbagai mitra ekumenis yang telah memulai memberikan perhatian dan dukungan kepada warga gereja dan masyarakat di Mentawai. Pada saat yang sama, Sidang ini mendorong gereja-gereja anggota PGI dan berbagai mitra ekumenis  yang  lain  untuk  terlibat  dalam  pemberdayaan  masyarakat  Mentawai  secara holistik.

 

Pikiran pokok sidang ini adalah Spiritualitas Keugaharian: Membangun Kehidupan yang Demokratis dan Berkeadilan Serta Politik yang Bermoral dan Beretika. Terkait spiritualitas ugahari, sesi-sesi belajar di persidangan menekankan pentingnya pengendalian diri semua anak bangsa.

Dalam Sidang ini kami belajar bahwa peran gereja untuk pengendalian diri itu dapat dilakukan melalui pendidikan prarasional dalam bentuk kesenian dan olahraga yang membentuk karakter anak. Hal ini penting untuk menanggapi dan mentransformasi  masalah-masalah  dalam  keluarga,  seperti  pengaruh  negatif  teknologi digital, kesehatan mental, kekerasan terhadap perempuan dan anak, tingginya angka bunuh diri, kecenderungan menyakiti diri di kalangan remaja, dan kekerasan seksual yang muncul dalam percakapan di persidangan.

 

Khususnya dalam momen politik elektoral yang sedang berlangsung di negeri ini, persidangan prihatin terhadap gejala kesuraman demokrasi tanah air, terutama terkait makin hilangnya etika politik para penyelenggara negara.  Demi penguatan  kualitas demokrasi, semua penyelenggara negara, termasuk presiden, harus netral dalam Pemilu. Para penyelenggara negara tidak boleh berpihak pada salah satu pasangan calon, melainkan harus tunduk  terhadap  konstitusi  dan  menjaga  nilai-nilai  etis-moral  bangsa  yang  melampaui sekedar kepatuhan pada hukum, demi keutuhan dan kelangsungan kesatuan bangsa.

 

Untuk itu Sidang juga menyerukan kepada umat Kristiani di Indonesia untuk bekerja sama  dengan  berbagai  unsur  masyarakat  sipil  bangsa  mengawal  pelaksanaan  Pemilu sehingga dapat berjalan tanpa tekanan dan kecurangan, termasuk dalam bentuk politik uang. Umat Kristiani Indonesia turut bertanggung-jawab atas pelaksanaan Pemilu secara damai, sukacita, bebas, jujur dan adil. Lebih dari itu gereja-gereja di Indonesia perlu terlibat dalam pendidikan politik secara berkelanjutan untuk memperkuat mutu demokrasi bangsa.

 

Dalam ucapan syukur atas pimpinan Allah bagi persidangan MPL ini, kami memohon dukungan doa segenap umat Kristiani Indonesia bagi persiapan Sidang Raya XVIII PGI yang akan berlangsung pada November 2024 di Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan.

 

Terima kasih atas kebersamaan gereja-gereja di Indonesia dalam ziarah Kerajaan Allah untuk keadilan, rekonsiliasi, dan keutuhan ciptaan. Atas perhatian saudara sekalian, kami ucapkan terima kasih.

 

 

 

Tuapejat, Mentawai,

29 Januari 2024

 

 

 

Majelis Ketua Sidang MPL,                                                          Sekretaris Persidangan

 

1) Pdt. Binsar Parlindungan Sababalat, S.Th - GKPM                  Pdt. Jacklevyn F. Manuputty

2) Pdt. Elifas Tomix Maspaitella                   - GPM

3) Pdt. Hizkia Rollo, S.Th, M.Th                  - PGIW Papua

4) Pdt. Fitria Rambu Sabatti                        - GKS

5) Pdt. Eunike Trikayasuddhi, S.Si (Teol)      - GKJ

Posting Komentar

0 Komentar